Setiap tanggal 21 April, kita semua bangsa Indonesia memperingati hari besar lahirnya seorang tokoh pejuang Islam RA Kartini. Sementara ini, kita kenal RA Kartini hanya sebagai tokoh pengangkat harkat martabat kaum wanita. Bahkan, banyak yang salah mengartikannya sebagai emansipasi wanita tanpa batas.
Ada sisi lain yang jauh lebih menarik dari perjalanan seorang Kartini sebagai pejuang kaum wanita, yaitu perjalanan hidupnya yang membuahkan buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Pada mulanya, Kartini sangat mengagumi budaya kebebasan bangsa barat dibanding adat istiadat ningratnya yang begitu sangat rumit dan menekan.
Kartini memang beragama Islam, tapi sama sekali tidak memahami apa itu Islam. Maklumlah, di jaman itu pemerintah kolonial Belanda melarang siapapun untuk menterjemahkan Al Quran. Sehingga banyak orang yang membaca Al Quran, bahkan sampai hafal tapi sama sekali tidak dapat memahami isinya. Suatu ketika R.A Kartini berkesempatan belajar makna Surat Al Fatihah. Kartini sangat senang mengerti makna dan arti surat Al Fatihah, yang isinya begitu indah dan menggetarkan hati. Kartini menemukan sesuatu yang lebih dari liberalisme barat yang semula dia kagumi. Kartini bertekad untuk memperkenalkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, agama yang patut disukai. Inilah hebatnya Al Quran. Petunjuk hidup yang tak tertandingi manfaatnya. Petunjuk bagi setiap manusia, termasuk bagi seorang Kartini yang telah membawanya dari kegelapan menuju cahaya (minadzulumaati ila nuur), yang mengilhami munculnya buku Habis gelap terbitlah terang.
Para Donatur yang dirahmati Allah swt, Alqur’an jika dibaca dan dipelajari isinya dengan sungguh-sungguh, tentu akan membawa dampak perbaikan yang luar biasa. Meneladani semangat Kartini dalam mempelajari al qur’an, Kedua orang tua mempunyai peran yang sangat besar dalam mendidik anak-anaknya, Khususnya bagi seorang ibu. Sebaik-baik pendidikan yang harus ditanamkan pada jiwa anak adalah mengajari anak belajar al qur’an. Al qur’an yang mampu memberi petunjuk kepada anak di segala zaman, sebab anak akan hidup pada zamannya sendiri.
Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya.
Posting Komentar