BREAKING NEWS

Senin, 14 Oktober 2013

Pribadi Ekstra Kuat


 
 
Pada permulaan dakwah di Mekkah banyak tantangan dihadapi Rasulullah shallallah’alaihi wa sallam dan para sahabat beliau. Di antaranya ancaman dan siksaan fisik. Misalnya beliau pernah dilempari kotoran onta di saat shalat di sekitar ka’bah, diejek, dihinan, diancam bunuh dan seterusnya. Ternyata setelah dakwah berkembang pesat dan beliau harus memimpin langsung peperangan untuk menegakkan agama Allah Subhanahuwata’ala, ujian-ujian fisik itu jauh lebih berat.

Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari Abu Utsman disebutkan, dia berkata, “Di sebagian hari pertempuran itu, Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam hanya ditemani Thalhah bin Ubaidillah dan Sa’d (bin Abi Waqqash). Saat itu merupakan saat paling genting dalam kehidupan Rasulullah dan merupakan kesempatan emas bagi kaum musyrikin. Mereka pun tidak menyia-nyiakannya. Mereka memusatkan serangan pada Nabi Muhammad shallallah ‘alaihi wasallam dan berambisi untuk membunuhnya. Beliau dipanah oleh Utbah bin Abi Waqqash dan mengenai sisi beliau. Gigi seri bagian bawah kanan juga terkena dan bibir bawah beliau juga terluka. Abdullah bin Syihab az-Zuhri tampil menghampiri beliau dan memukul dahi beliau. Kemudian datanglah salah seorang dari pasukan berkuda, Abdullah bin Qami’ah, menebaskan pedangnya pada bahu beliau, namun tidak berhasil mengoyak dua baju besi yang beliau pakai. Akibat pukulan tersebut, beliau merasakan rasa sakit lebih dari sebulan. Abdullah bin Qami’ah kemudian memukul bagian atas pipi beliau dengan pukulan yang keras seperti pukulan yang pertama, sehingga dua pecahan perisai yang terbuat dari rajutan mengeram di wajah beliau. Abdullah bin Qami’ah ketika itu berkata, “Rasakanlah, akulah anaknya Qami’ah (Qami’ah maknanya adalah orang yang hina). Sambil mengusap darah dari wajahnya, Rasulullah shallallah’alaihi wa sallam menjawab, “Semoga Allah menghinakanmu.” Demikian sepenggal peristiwa yang dialami Rasulullah di saat perang Uhud sebagaimana disebutkan dalam Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury.

Peperangan dalam arti yang sebenarnya adalah aktivitas yang menguras apa saja. Tenaga, waktu, harta benda, mental dan semuanya tercurah ke sana. Persiapan, pelaksanaan, dan setelahnya, benar-benar menuntut kekuatan ekstra. Fisik harus prima. Mental harus membaja. Rasa takut harus sirna. Dan itu hanya mampu dilakukan oleh manusia-manusia yang memiliki semuanya. Tidak mungkin berani berperang orang yang sakit-sakitan. Tidak berani berperang orang yang sering ketakutan. Tidak berani berperang orang yang lemah iman.

Rasulullah shallallah’alaihi wa sallam berkali-kali berperang melawan orang-orang kafir dan musyrikin dan langsung terjuan di medan laga. Tidak hanya duduk-duduk dan main perintah di belakang meja. Beliau pimpin langsung pasukan dan terus mengobarkan semangat mereka. Di tengah-tengah mereka. Tidak takut desingan senjata. Bisakah peran seperti itu beliau mainkan tanpa persiapanpersiapan sebelumnya? Persiapan jiwa dan raga? Subhanallah. Beliau sangat serius menjaga kebugarannya. Maka Rasulullah dikenal sangat sehat dan prima hingga usia beliau senja. Padahal tugas dakwah dan tugas-tugas rumah tangga beliau sangat banyak, jauh sekali dibandingkan dengan kita. Apa rahasianya? Mari terus kenali beliau khususnya dalam menjaga kekuatan jiwa raga. Beliaulah pribadi yang ekstra kuat tiada bandingnya dalam semua sisi kehidupan manusia. 
 
 
Sumber Gambar: http://agusmupla.wordpress.com

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 SEKOLAH ISLAMI SIDOARJO.