BREAKING NEWS

Senin, 29 April 2013

Gapai Pertolongan Allah dengan Berinfak

Bapak Purnomo Tengah Bawah



Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula dunia teknologi.manusia semakin di manjakan dengan dengan perkembangan teknologi sekarang ini.mulai dari alat komunikasi,komputer, bahkan alat rumah tanggapun sudah banyak sekali yang memanjakan manusia saat ini.akan tetapi dengan majunya kondisi tersebut tidak semua manusia mendapatkan keuntungan dari teknologi tersebut. efek negatif dari berkembangya teknologi tersebut adalah semakin banyak nya perusahaan yang mengganti tenaga manusia menjadi tenaga mesin dan pada akhirnya berdampak PHK besar-besaran di perusahaan tersebut. Belum di tambah lagi persoalan-persoalan yang ada dalam dunia tenaga kerja banyak sekali perusahaan yang menggunakan tenaga Outsourching dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang menyebabkan banyak karyawan yang belum mendapatkan gaji standart yang di tentukan oleh Pemerintah.Walaupun dalam kondisi demikian,ternyata tidak menyurutkan semangat Bapak Purnomo pria kelahiran Lamongan ini untuk mensyi’arkan menunaikan zakat ,infak dan shodaqoh pada teman teman kerjanya. Alhamdulillah.....mas.....walaupun gaji kami masih kecil....saya dan teman-teman kerja di sini tetap semangat menginfakan sebagian dari gaji kami.....(jawab pria dari dua putri ini,saat di konfirmasi tim redaksi DU).Pada awalnya Donatur LMI Sidoarjo di tempat kerja Bapak Purnomo ini hanya ada dua yaitu Bapak Purnomo Dan M.soffan Kepala seksi/Kasie nya saja. Alhamdulillah, mulai dari tahun 2008 silam sampai sekarang Bapak Purnomo dan teman-teman tetap istiqomah menyalurkan infak dan shodaqohnya kepada Lmi Sidoarj dan sekarang sudah banyak teman-teman kerjanya yang sadar akan pentingnya berinfak dan shodaqoh. Alhamdulillah..

Selain itu, manfaat yang di rasakan dari pria yang beristrikan ibu Endang Purwanti ini adalah keberkahan,ketenagan,kesehatan dalam rumah tangganya,dan selalu di permudah urusanya oleh allah SWT. Saat susah bayar cicilan sepeda motor, istri melahirkan, kontrak kerja habis dari tempat kerjanya ada saja pemberian Allah SWT melalui rekan kerjanya dan akhirnya Ia di panggil kerja kembali di perusahaanya.Bapak dari dua anak ini juga berpesan kepada seluruh teman-teman dan para pembaca Delta Ukhuwan Ini jangan lupa menginfakan dan menshodaqohkan sebagian dari harta kita, karena shodaqoh akan menolak balak dan ketika kita menghadapi kesulitan insya Allah shodaqoh tersebut akan menolong kita dengan izin Allah SWT.Untuk LMI Sidoarjo semoga tambah Peduli,amanah dan tetap exsist dalam dunia Amil Zakat. Demikian perbincangan tim redaksi dengan bapak purnomo di tempat kontrakanya.(Suwandi)

Semangat Belajar Usia Muda




Sekilas Andi tidak jauh beda dengan teman-teman sebayanya, sehario-harinya Andi sekolah di SMA Negri 1 Krian. Selain itu Andi aktif di kerohanian Islam disekolahnya. Ayah dan ibunya merupakan pedagang kaki lima di pasar Krian. Namun kebutuhan dalam membiayai keluarga masih kurang dibandingkan dengan penghasilan dari jualan dipasar. Demi membantu orang tuanya Andi Rela menyisihkan waktunya sepulang sekolah dan hari libur untuk bekerja sampingan dengan jaga parkir di terminal. Meskipun harus bekerja sampingan Andi tidak lupa untuk belajar disela-sela pekerjaannya. Andi merupakan sosok anak yang sangat optimis, tidak pernah patah semangat untuk terus belajar meskipun terkendala dengan kondisi ekonomi keluarga yang tidak menentu.

Ketika bergabung dengan kerohanian sekolah Andi sering mendapatkan informasi tentang beberapa lembaga amil zakat, kebetulan bagian mentoring disekolahnya adalah relawan LMI sehingga dengan mudah Andi mendapatkan bantuan Biaya Sekolah dari LMI Sidoarjo. Andi merasa senang sekali berkumpul dengan orang-orang baik karena banyak sekali kebaikan yang dia dapatkaan salah satunya adalah Bantuan biaya sekolah dari LMI Sidoarjo. Andi pun mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur LMI yang telah menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu saudaranya yang sedang membutuhkan, semoga para donatur diberikan keberkahan harta dan keluarganya oleh Allah SWT dan segala urusan rezekynya dipermudah.Amin Ya Rabbal Alamin.(Afandi)

Minggu, 28 April 2013

Sinergi Zakat dengan Pajak dalam Menyejahterakan Umat






Sinergi Zakat dengan Pajak dalam Menyejahterakan Umat
Oleh Didin Hafidhuddin
(Ketua Umum BAZNAS dan Sekjend World Zakat Forum)


Pada prinsipnya walaupun antara zakat dengan pajak terdapat perbedaan-perbedan dalam beberapa hal, tetapi memiliki tujuan akhir yang saya, yaitu menyejahterakan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.


Menunaikan zakat dan pajak dengan baik, merupakan bukti ketundukan dan kepatuhan pada ajaran agama dan aturan negara, yang tidak semestinya dipertentangkan antara satu dengan lainnya. Apalagi dari aspek pengelolaannya, keduanya harus dikelola secara amanah, transparan, bertanggungjawab dan profesional. Tidak boleh ada penyelewengan dan pengkhiyanatan di dalam mengelolanya, baik amil zakat maupun para petugas pajak, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Anfal [8] ayat 27-28.


Baik zakat maupun pajak harus dikelola oleh institusi yang punya kewenangan dan yang mendapatkan tugas dari negara/pemerintah/masyarakat. Dalam pengelolaan zakat misalnya, secara eksplisit di dalam al Quran dan hadits dikemukakan tentang keharusan zakat dikelola oleh amil zakat, sebagaimana firman Allah dalam QS. At Taubah [9] ayat 60 dan 103.

Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana menyinergikan keduanya sehingga saling mendukung, saling memperkuat dan akhirnya mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam tulisan ini akan dikemukakan beberapa alasan dan kemungkinan zakat dianggap sebagai pengurang pajak, karena dalam pembahasan amandemen UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, masalah ini dianggap yang paling krusial. Perdebatan mengenai hal ini mengarah pada dua arus utama perbedaan pendapat. Pertama, ada kelompok yang berpandangan bahwa kebijakan zakat sebagai penghasilan bruto wajib pajak (tax deductible), sebagaimana yang dianut selama ini, merupakan pilihan yang paling tepat. Kedua, ada yang berpandangan bahwa kebijakan zakat sebagai pengurang pajak secara langsung (tax credit) merupakan langkah strategis dalam upaya menggali potensi zakat, sekaligus mengintegrasikannya secara lebih mendalam dalam perekonomian nasional. Paling tidak, ada dua argumentasi dasar yang memperuat pernyataan kelompok kedua ini.

Perspektif Keuangan Negara
Argumentasi pertama, dari perspektif keuangan negara, ketika ada proses sinergi dan integrasi zakat pada kebijakan fiskal, maka akan ada sejumlah manfaat yang akan didapat. Yaitu, perluasan basis muzakki dan wajib pajak, serta membantu meringankan beban APBN dalam hal anggaran pengentasan kemiskinan.

Pada manfaat pertama, melalui koordinasi yang baik antara otoritas zakat dengan otoritas pajak, maka identifikasi wajib zakat (muzaki) dan wajib pajak akan semakin luas, sehingga diharapkan pendapat pajak dan zakat akan semakin meningkat. Hal ini secara empirik telah dibuktikan oleh Malaysia, di mana pendapatan zakat dan pajak justru semakin meningkat pasca pemberlakukan kebijakan zakat sebagai kredit pajak. Tidak ada trade off antara penerimaan pajak dengan zakat.

Selain Malaysia, berbagai negara juga menerapkan kebijakan serupa, yaitu donasi sosial sebagai pengurang pajak langsung, sehingga bagi penulis, pemberian insentif pajak bagi para muzaki, bukan merupakan hal yang ”luar biasa”. Sebagai contoh, di Peurto Rico, jumlah donasi sosial yang dapat diajukan sebagai kredit pajak adalah berkisar pada angka tiga persen (batas bawah) hingga 15 persen (batas atas). Jika seseorang mendonasikan pendapatannya dalam range tersebut, maka insentif pajak yang diberikan adalah sebesar sepertiga (33,33 persen) dari total donasinya. Misalnya seseorang memiliki pendapatan Rp 100 juta/tahun, dan ia menyumbangkan Rp 15 juta (batas atas klaim, 15 persen) untuk keperluan sosial, maka angka yang dapat diklaim sebagai tax rebate adalah sepertiga dari Rp 15 juta, yaitu Rp 5 juta. Sehingga jika ia memiliki kewajiban pajak (misalnya) Rp 22 juta, maka ia tinggal membayar Rp 17 juta.

Yang menarik dalam studi yang dilakukan oleh Boris, Cordes dan Soto (2010), terungkap bahwa penerimaan donasi sosial di Peurto Rico akan meningkat signifikan jika batas bawah jumlah donasi yang dapat diklaim sebagai kredit pajak, dikurangi hingga satu persen atau dihilangkan sama sekali, dan batas atasnya dinaikkan maksimal 50 persen dari total pendapatan seseorang. Dari simulasi yang dilakukannya, kebijakan ini akan mendongkrak penerimaan donasi sosial, jauh melebihi potential loss dari pendapatan pajak negara. Dengan kata lain, nilai donasi sosial ini akan lebih besar dari jumlah pajak yang hilang akibat dikorupsi dan kebocoran lainnya.

Sedangkan manfaat kedua, keberadaan zakat akan sengat membantu meringkankan beban APBN dalam pengentasan kemiskinan. Dengan anggaran Rp 86 triliun yang dialokasikan untuk pengentasan kemiskinan tahun 2011 ini, maka setiap orang miskin akan menerima bantuan rata-rata Rp 2.77 juta pertahun atau Rp 230 ribu/bulan. Jika zakat bisa direalisasikan sebesar Rp 100 triliun saja, atau senilai 46.08 persen dari total potensi zakat yang mencapai angka Rp 217 triliun, maka akan ada tambahan dana Rp 3.22 juta pertahun bagi setiap orang miskin, atau Rp 268 ribu perbulan. Tinggal memperkuat koordinasi program pengentasan kemiskinan antara kementerian terkait dengan BAZ dan LAZ. Dengan demikian tujuan negara untuk mengentaskan kemiskinan akan dapat terakselerasi dengan baik.

Perpektif Distribusi Ekonomi
Argumen kedua, dari perspekti distribusi ekonomi. Instrumen zakat ini diyakini akan menjadi alat redistribusi ekonomi yang efektif, di mana ia menjamin aliran kekayaan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Sehingga, economic growth with equity yang selama ini didengung-dengungkan akan dapat terealisir dengan baik di lapangan.

Secara ekonomi, aliran kekayaan dalam zakat ini akan mampu memberikan multiplier effect yang sangat besar. Pertumbuhan ekonomi akan terdongkrak lebih tinggi lagi. Hal tersebut dikarekan keberadaan zakat, akan menggenjot konsumsi dan invenstasi, di mana yang menjadi target utamanya adalah kelompok dhuafa. Melalui program distribusi zakat yang bersifat konsumtif, kebutuhan primer mustahik pada jangka pendek akan terpenuhi. Sedangkan melalui program zakat produktif, rumah tangga mustahik pada jangka panjang akan memiliki daya tahan ekonomi yang lebih baik.

Secara empirik, terbukti bahwa zakat memberikan dampak yang positif. Berdasarkan catatan dan analisa BAZNAS, jumlah mustahik yang mendapat bantuan zakat pada tahun 2010 mencapai angka 2.8 juta jiwa. Jika diprosentasikan, angka ini equivalent dengan 9.03 persen dari keseluruhan penduduk miskin di tanah air. Kemudian dalam berbagai riset yang telah dilakukan, seperti Beik (2010), IMZ (2010), Tsani dan Beik (2010) terbukti bahwa dana zakat yang dikelola oleh BAZ dan LAZ mampu mengurangi jumlah kemiskinan mustahik, tingkat kedalaman mustahik, dan tingkat keparahan mustahik.

Sebagai contoh, di wilayah Jabodetabek, jumlah rumah tangga mustahik yang dapat dibebaskan dari kemiskinan mencapai angkat 10.79 persen pada tahun 2010. Adapun di Kabupaten Garut, angka ini mencapai 21.40 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten Lampung Selatan (18.60 persen), maupun kota Kota Bogor (8.77 persen). Ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat melalui institusi amil yang amanah dan terpercaya, memiliki dampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan. Untuk tahun 2011 ini, IMZ memprediksi bahwa jumlah rumah tangga mustahik yang dapat dientaskan dari garis kemiskinan mencapai angka 13.88 persen.

Pada akhirnya, kita berharap masalah sinergi antara zakat dengan pajak ini, dapat diselesaikan dengan baik dan bermanfat bagi kesejahteraan masyarakat dan bangsa.


(dikutip dari makalah pada seminar di Dirjen Pajak, Jakarta 19 Agustus 2011)

Info Zakat | Forum Zakat



LAZ Bukan Lembaga Subordinasi



JAKARTA- Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang ketiga uji materi Pasal 5, 6, 17, 18, 19, 38, dan 41 Undang Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Pada sidang yang berlangsung selasa (9/10), hakim konstitusi mendengarkan keterangan pemerintah dan DPR yang menyatakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tidak terkait dengan isu konstitusionalitas sebagaimana yang didalihkan para pemohon.

Pemarintah yang diwakili Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan,UU Pengelolaan Zakat mengamanahkan pengelolaan zakat dilakukan secara terintegrasi dalam skala nasional. Dengan sistem ini diharapkan dapat melindungi dan mengelola dana masyarakat. Untuk membantu Baznas, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) dengn izin dari menteri atau pejabat yang di tunjuk menteri. ”Kata ’membantu’ dalam pasal 17 dimaksudkan untuk membantu sistem pengumpulan, pengelolaan, pendistribusian,dan pendayagunaan zakat dan bukan dimaksudkan sebagai subordinasi dalam arti kelembagaan,” kata Nasaruddin saat membacakan keterangan pemerintah.

Nasaruddin menambahkan, pembentukan Baznas tidak dimaksudkan untuk mematikan LAZ. Bahkan, LAZ yang pembentukannya mensyaratkan izin dari pejabat yang berwenang dan dapat jadi mitra Baznas dalam pengelolaan zakat. Karena itu, kata Nasaruddin, ketentuan Pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UU Pengelolaan Zakat tidak untuk menyubordinasikan serta menafikan LAZ, dan ketentuan pasal tersebut tidak bertentangan dengan Pasal 28C ayat (2), Pasal 28D ayat (1). Pasal 28E ayat (2) dan ayat (3),serta Pasal 28 H ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945.

Menurut Pemerintah, pasal 6 dan pasal 7 UU Pengelolaan Zakat tidak dapat diartikan sebagai sentralisasi pengelolaan zakat sebagaimana anggapan para pemohon. Akan tetapi, pembentukan Baznas, untuk meningkatkan daya dan hasil guna, Nasaruddin menjelaskan, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat islam.”Sehingga, menurut pemerintah, pembentukan Baznas tidak terkait dengan isu konstitusionalitas sebagaimana yang didalihkan para pemohon,”katanya.

Terkait Pasal 38 dan Pasal 41 UU Pengelolaan Zakat yang dianggap dapat mengkriminalisasi amil yang tidak berizin, Nasaruddin menyatakan, pasal itu untuk menginventarisasi ,menerbitkan, mewujudkan akuntabilitas, dan transparasi kepada lembaga yang mengelola zakat dari masyarakat. Sehingga dengan izin pejabat yang berwenang diharapkan para amil yang mengelola zakat dari masyarakat adalah yang benar benar yang akan menyalurkan zakat dan mengelola secara benar. ”Dengan perkataan lain, lembaga amil zakat tidak menyimpang dari tujuan semula, misalnya lembaga amil zakat menjadi korporasi yang mencari ke untungan.”

Pemohan uji materi UU Pengelola Zakat tergabung dalam koalisai Masyarakat Zakat (Komaz), antara lain,Yayasan Dompet Dhuafa,Yayasan Rumah Zakat Indonesia,Yayasan Dana Sosial Al-Falah Malang,dan Yayasan Yatim Mandiri. Para pemohon mengajukan uji materiil beberapa pasal dalam UU Pengelolaan Zakat berdasarkan pada empat poin utama, yaitu adanya tindakan kriminalisasi, sentralisasi, subordinat, dan marginalisasi. UU Nomor 23 Tahun 2011 ini di anggap mematikan sekitar 3.000 LAZ yang sudah ada dan memperkecil daya serap zakat nasional.

Juru bicara Komaz yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Pengawasan Forum Zakat (FOZ) Muhammad Sabeth Abilawa, mengatakan pihaknya sengaja membawa beberapa saksi dari pengurus masjid di Jawa Timur dan Pengelola Zakat di Lampung yang mengalami kesulitan dalam mengelola zakat pada Ramadhan kemarin.”Banyak masyarakat yang menanyakan keberadaan UU ini,” tutur Sabeth seraya berharap agar para hakim konstitusi mengabulkan gugatan mereka.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Jazuli Juwaini menuturkan bahwa DPR ketika membuat undang-undang sudah melakukan yang terbaik. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya yang perlu diperbaiki dari hasil yang telah di keuarkan .”Interupsi bahwa ada problem dalam undang undang tersebut, dari internal komisi VIII juga ada, tapi undang-undang sudah teranjur di sahlkan,” kata Jazuli. [sumber:republika]

Sabtu, 27 April 2013

Penyerahan Beasiswa Yatim Anisa Nurul Safitri





LMI Sidoarjo.Mempunyai orang tua yang masih lengkap merupakan nikmat yang luar biasa karena masih ada ayah yang mencarikan nafkah dan ibu yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya. Namun kondisi itu tidak dialami Anisa Nurul Safitri yang merupakan siswi SMK Mitra Sehat Mandiri Krian. Bagi siswi yang duduk di kelas satu SMK ini untuk mendapatkan curahan kasih sayang dari sang ayah tidak akan pernah didapatkan lagi karena sudah satu ini Anisa telah ditinggal oleh Ayahnya yang telah kembali menghadapa Allah SWt.

Kini anisa hidup bersama ibu dan ke dua adiknya tanpa ada seorang ayah ditengah-tengah mereka, sehingga tidak ada lagi nafkah dan kasih sayang yang diberikan lagi oleh ayahnya. Kini Ibunda Anisa yaitu bunda Desy Catri Warsih harus berpikir lebih untuk mencari nafkah bagi ke tiga anaknya. Bunda Desy yang merupakan ibunda dari Anisa sekarang mulai merintis usaha bandeng presto untuk biaya hidup ke tiga buah hatinya. Kebetulan tetangga dari bu Desy adalah donatur LMI Sidoarjo yaitu Bu Teguh (poto: berjilbab kuning), beliau sangat merasakan sekali apa yang dirasakan oleh Bu Desy. Akhirnya bu Teguh mencoba membagikan informasi yang diketahuinya tentang kondisi Bu Desy kepada LMI.

Alhamdulillah melalui para donatur inilah LMI Sidoarjo mendapatkan informasi tentang kondisi para mustahik dilingkungannya sehingga memudahkan LMI dalam menyalurkan program-program pemberdayaan kepaa masyarakat yang membutuhkan. Setelah mendapatkan informasi dari Bu Teguh pihak dari LMI sidoarjo langsung menuju ke rumah Buteguh yang beralamatkan di Taman Sidoarejo ini untuk menunjukkan rumah Bu Desy yang kebetulan rumahnya berdekatan jarak satu blok dari rumah bu Teguh. Melalui informasi dari bu Teguh inilah akhirnya LMI menyampaikan amanah dari para donatur LMI Sidoarjo untuk menyalurkan program beasiswa yatim bagi Ananda Anisa agar biaya sekolah bisa sedikit terbantukan oleh uluran tangan para Donatur LMI Sidoarjo.

Bu Desy sangat terharu sekali ketika beliau mendapatkan bantuan biaya sekolah bagi anaknya, beliaupun mengucapkan banyak terima kasih bagi para donatur LMI Sidoarjo, dan semoga keberkahan senenatiasa terlimpahkan kepada para donatur LMI Sidoarjo. Amin Ya Rabbal Alamin.(Afandi)

Super English Camp LMI Sidoarjo



Bekerja sama dengan Sahabat Muslim Sidoarjo LMI Sidoarjo mengadakan kegiatan yang bernama Super English Camp. Kegiatan ini diadakan di Vila Cempamo Cembor-Mojokerto. Acara ini terselenggara juga berkat kerja sama dengan London Institute.

Pesertanya lumayan banyak, ada sekitar empat puluh siswa laki-laki dari berbagai SMP dan SMA di Sidoarjo. Para peserta sangat antusias sekali mengikuti acara yang dilangsungkan selama dua hari tersebut. Dari mulai games ringan, drama ataupun tanya jawab diikuti dengan penuh khidmat sampai kegiatan selesai.

Acara yang diadakan pada tanggal 06-07 April 2013 kemarin juga mendatangkan pemateri dari London Institue yaitu Pak Afdhal. Penyampaian materi disampaikan dengan sangat menarik sehingga para peserta tidak bosan. Semoga kegiatan seperti ini akan terselenggara rutin tiap tahunnya agar para remaja islam bisa menguasai bahasa asing dan punya nilai jual yang tinggi di era globalisasi yang membutuhkan persaingan yang sangat ketat. Sebagaimana sultan Al-Fatih yang menguasai beberapa bahasa Asing hingga akhirnya bisa merebut Konstantinopel (Turki) dari penguasa Romawi pada saat itu…Allahu Akbar…(Afandi)


Senin, 08 April 2013

KECINTAAN TERHADAP ANAK YATIM AKAN MENUMBUHKAN KECINTAAN PADA ALLAH


Siang itu, kami bersilaturahmi dengan bapak Imam Asrofi selaku Devisi Return Pandu Logistik . Kunjungan kami kali ini ingin menapak tilas kembali perjalanan karir beliau. Koordinator LMI kita ini sudah cukup lama mengumpulkan para donatur untuk ikut serta mendukung program – program LMI, dengan slogan peduli untuk berbagi. Demikian yg selalu beliau sampaikan kepada para donatur. Kepercayaan yg mereka bina, nyatanya membentuk sebuah kesepakatan, bahwa, menyantuni anak yatim akan menumbuhkan kecintaan kepada Allah.

Ini fakta yang saya rasakan, demikian beliau mengawali perbincangan dengan kami. Ketika awal bergabung dengan pandu logistik, saya hanyalah seorang sopir. Panas hujan dengan resiko amanah yg tidak mudah dan tanggung jawab yg besar. Belum lama jadi sopir, saya di minta membantu di bagian divisi staf return. Dari sinilah titik baliknya mas, berkahnya bersedekah, ujarnya sambil tersenyum. Selang tak berapa lama, saya di ijinkan mengambil motor dengan angsuran lunak. Rupanya segala kemudahan ini, membuat beliau semakin bersemangat mengajak teman – teman mau bergabung, mendukung, mensukseskan program – program LMI. Kesungguhan dari suami ibu Siti Aminah dan bapak dari tiga putri ini, membuahkan hasil yang tidak di sangka-sangka,setelah lunas angsuran kredit motornya, di tahun 2013 ini beliau mendapatkan hadiah untuk melaksanakan umroh “Gratis”, bersama karyawan lainya Pandu Logistik seluruh Indonesia. Wah, rasanya tak terbayang sama sekali. Saya harus mewakili teman teman di sidoarjo. Subhannallah....

Tiba – tiba kami seakan di sergap keharuan , energi positif kecintaan Allah seolah memenuhi ruang batin kami. Bukankah Allah sudah berjanji, akan mengangkat derajat hamba – hambaNYa yang beriman setingkat lebih tinggi di bandingkan orang kebanyakan. Maka, bersegerlah menyambut cinta Allah dengan menyayangi anak – anak yatim. Demikian pesan yang beliau titipkan kepada kami.
(Suwandilmi)

Tetap Bersyukur dan semangat Walau Fisik kurang Sempurna | Mustahik Kita



LMI SIDOARJO,Itulah yang tergambar pada Bapak Muhari dan istrinya. Karena tidak mempunyai rumah Bapak Muhari dan keluarganya hanya bisa kontrak rumah didaerah Kemasan Balong Bendo. Bapak Muhari adalah salah satu seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab dan pantang menyerah walau fisik yang kurang sempurna untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Secara umum Bapak Muhari sama dengan orang lain ,namun beliau tidak bisa melihat dengan jelas karena penyakit katarak yang dideritanya yang sudah cukup lama.

Bapak Muhari yang tinggal bersama 2 cucunya yang masih usia SD dan TK tidak menjadi patah semangat, tinggal bersama dua cucunya dikarenakan orangtuanya meninggal sejak kecil, jadi dia bersama istrinya harus merawat dan menyekolahkan. Pekerjaan sehari-hari adalah sebagai pengamen dan terpaksa apabila kebutuhan semakin besar untuk makan dan sekolahnya tidak mencukupi,maka cucunyapun juga ikut keliling untuk meminta-minta dari rumah kerumah. Pada suatu hari Bapak Muhari ini ngamen disuatu rumah Donatur LMI yang beralamat Perumahan di Wonoayu. Ibu ini sudah biasa apabila di depan rumahnya ada orang yang meminta-minta & pengamen. Dan kebetulan Ibu donatur lmi tadi ingin tahu sebenarnya bagaimana kehidupan Bapak Muhari dengan keluarganya. Sehingga Ibu donator LMI tadi mengajak Bapak Muhari untuk ngobrol sebentar sebelum meninggalkan rumahnya.

Terjadilah bincang-bincang antara Ibu Donatur LMI dengan Bapak Muhari. Dan akhirnya setelah obrolan selesai Ibu donatur LMI tadi ikut bersedih apa yang diceritakan Bpk Muhari. Ibu donatur tadi langsung kasihan dan ingin sekali membantu yang lebih kepada Bapak Muhari & keluarganya. Sehingga Ibu Donatur ingat akan program LMI, yaitu salah satunya adalah Peduli untuk dhuafa’&beasiswa. Alhamdulillah setelah komunikasi antara Ibu Donatur dengan petugas LMI Sidoarjo beberapa hari berjalan,maka ditindak lanjutilah permohonan bantuan dari Ibu donatur tadi untuk Bapak Muhari sekeluarga. Dan setelah petugas dari LMI mulai mendata sampai survey tempat kontrakannya, menyimpulkan bahwa Bapak Muhari memang pantas mendapatkan bantuan program Peduli Dhuafa dari LMI Sidoarjo .

Bapak Muhari akhirnya mendapat bantuan secara rutin dari para donatur LMI Sidoarjo. Dengan kisah ini kita semua dapat mengambil hikmahnya, bahwasannya ketika seseorang selalu berusaha dengan sekuat tenaga walau masih banyak kekurangan&kelemahan, ini menjadi tantangan untuk semangat dan bangkit dari berbagai permasalahan hidup. Dan kisah ini juga menunjukkan bahwa semua manusia dapat menyelesaikan masalah dalam hidupnya ketika dihadapi dengan tulus dan ikhlas dan selalu mengharap ridho dari Allah SWT. Selalu semangat saudaraku...(Kusyanto)

Siswa-siswa STM PERKAPALAN CINTA AL QUR’AN | Program Wakaf Al-Qur'an





Sebagai Apresiasi dari semangat siswa-siswa SMKN 3 Buduran yang sering disebut STM Perkapalan dalam belajar ilmu dan menghafal Al Qur’an serta senantiasa meramaikan masjid AT TAQWA, LMI Sidoarjo menyerahkan wakaf Al Qur’an kepada mereka. Semua ini tidak lepas dari semangat dari pembimbing ketakwaan Bu Ida sekaligus guru agama di sekolah ini. “Semoga Wakaf al Qur’an dari donatur Lembaga Managemen Infaq Sidoarjo dapat menambah semangat adik-adik Perkapalan semakin mencintai Al Qur’an dan meramaikan rumah Allah Swt”, Harapan dari Ust Abdul Muntholip Relawan LMI disaat penyerahan Wakaf Al qur’an.


Masjid At-Taqwa SMKN 3 Buduran / SMKN PERKAPALAN
 
Copyright © 2014 SEKOLAH ISLAMI SIDOARJO.